Langsung ke konten utama

IBARAT DUA SISI MATA KOIN


Alhamdulillah, tepat hari ini (13 Nov 2011) saya menempati kosan baru saya di bilangan Kemayoran-Jakarta Pusat. Setelah menjalani hiruk pikuk penempatan instansi (DJKN) yang penuh dengan cerita unik dan menarik. Mulai dari perasaan sedih-bahagia, gamang-yakin, haru-tanpa rasa, syukur-kecewa, puas-tak puas, semua perasaan bagaikan atmosfer panas yang berpadu menggelayuti wajah-wajah CPNS DJKN, Kementerian Keuangan saat itu. Haru bahagia mungkin bertengger pada perasaan mereka yang mendapati penempatan kantor sesuai dengan yang mereka harapkan. Sedih bercampur gamang mungkin menghinggapi perasaan mereka yang ditempatkan pada kantor yang terbilang jauh.

Tapi, dibalik itu semua. Terlihat wajah wajah para teman seperjuangan yang berupaya untuk menepis kegamangannya. Mencoba menerima keputusan. Dan mecoba memberi isyarat pada hati bahwa inilah (penempatan) yang terbaik bagi kita. Rasa haru pun mulai menggelayut para sejawat saat mereka tersadar bahwa mereka akan berpisah. Bukan lagi hanya dipisahkan kota, tapi lebih. Bukan lagi hanya dipisahkan propinsi, bahkan lebih. Rekan sejawat yang sebelumnya masih sering saling kunjung. Masih sering bercanda bersama saat waktu kumpul tiba. Kini harus menghadapi kenyataan bahwa satu persatu dari teman terbaiknya akan bertugas di daerah yang jauh. Meninggalkan kenangan kebersamaan. Demi sebuah amanah kepercayaan.

Bukan hanya itu, rasa haru seakan belum rela juga muncul saat kita harus berpamitan dengan rekan di kantor selama magang. Kantor yang sebelumnya telah banyak memberikan pelajaran, pembelajaran, kenangan manis yang tentunya tak kan pernah tergantikan. Menjadi bagian sementara dari sebuah organisasi kecil yang menyatu selama hampir setahun. Mengenal dengan akrab para senior dalam keseharian. Namun kini harus berpamit, dan mengabdi di lahan baru yang tentunya sama-sama membutuhkan sumbangsih terbaik kita.

Di moment seperti inilah sangat kental terasa bahwa ‘’Ada Pertemuan, Pasti Ada Pepisahan”. Bagai dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Setiap pertemuan pasti akan berujung pada perpisahan. Oleh karenanya, Bersyukurlah selalu dengan sahabat manapun yang telah engkau temui. Karena dari dia, setidaknya engkau telah belajar mengenali. Bila suatu saat, waktu membawamu pada sebuah perpisahan dengannya, jangan lupa untuk mendoakannya. Semoga ia senantiasa selamat dan sejahtera dalam aktifitasnya yang kini jauh dari dirimu. Bila air matamu menetes untuk sahabat terbaikmu. Yakinlah, ia pun juga begitu, meneteskan air matanya karena sedih harus berpisah darimu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku: Pernik CInta OSD - SEJUTA PELANGI

Judul Buku           : Pernik Cinta Okisetiana Dewi: SEJUTA PELANGI Penulis                   : Oki Setiana Dewi Penerbit                : Mizania Tebal Buku           : ±294 Halaman Kategori Buku     : Kisah-Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa Harga                     : Rp 49.000,- “Sebuah kisah tentang mereka yang memancarkan semangat... Kisah tentang mereka yang berlomba memberi manfaat... Ini tentang para “pelangi” yang mengajarkan makna hidup dengan gradasi warna-warni, ada duka, suka, semangat, senyum, juga cinta. Menyingkap hikmah. Menebar cinta...”          ...

HUKUM KEHALALAN PAYTREN

Sebelum membaca lebih lanjut, monggo yang mau tahu INFO dan PENDAFTARAN PAYTREN bisa di link ini ya: https://paytren.online/ihtada-yogaisty HUKUM KEHALALAN PAYTREN Repost From FB Paytren Official : InsyaAllah... Paling lambat bulan Juni 2017: - ijin Syariah dari MUI sudah keluar - ijin dari OJK untuk fitur Fintren (masalah saham, reksadana, tabungan, dll) sudah keluar - ijin dr Bank Indonesia utk transfer dana keluar juga Paytren ini bisnis yg dibangun bukan oleh SANGKURIANG.. yg ketika ada apa2, pengen apa2 langsung jadi.. langsung ada.. hehe... Makanya, mari kita sama2 nikmatin prosesnya. Kita percayakan sama ustadz dan seluruh jajaran management.. biar mereka yg mikirin masalah2 yg begituan. Sebagai mitra Cukup jalankan sistem, jadi pebisnisnya.. selesai deh.. Klo ijin2 diatas udah keluar.. Masya Allah.. saya yakin jualan paytren kaya jualan kacang goreng... Mudaah bgt Insya Allah... Dan fitur2 baru pun.. nantinya bakalan lebih mudah utk dilaunch...

Cita-Cita Ibunda

“Bila Ibu tak mendengarkan nasihat dari Bapak yang dahulu pernah bapak sampaikan, mungkin Ibu tak akan bisa jadi seperti sekarang ini...” Untuk kesekian kalinya, saya menukilkan kisah Ibunda saya dalam halaman sederhana blog ini. Sebuah kisah yang mengajarkan saya bahwa terkadang hidup tak selamanya sesuai dengan rencana yang telah kita miliki. Rencana hebat sekalipun itu. Terkadang hidup justru berjalan apa adanya. Di luar dugaan. Hingga pada akhirnya, kita akan tersadarkan, betapa hebatnya rencana Tuhan. Ibunda. Saat itu ia adalah seorang wanita muda yang baru saja menikah. Yah, tentulah dengan bapak yang sampai saat ini masih menemaninya. Sebagai seorang lulusan diploma III akademi perawat dari sebuah universitas di Sumatera Utara, ibunda juga memiliki cita-cita.  Sebuah cita-cita sederhana. Menjadi perawat di sebuah rumah sakit. Ketika menikah dengan Bapak, Ibu sempat bekerja sebagai perawat di rumah sakit di Kota Medan. Saat Bapak memutuskan untuk hijrah ke Kota ...