Langsung ke konten utama

ASPEK SPIRITUAL IBADAH HAJI


Labbaikallahumma Labbaik, Labbaika Laa Syarikalaka Labbaik...

Innalhamdaa.. Wanni’mataa... Lakawalmul, Laasyarikalaa...

Pergi haji

Artinya menuju Allah yang esa
Membawa hati dan diri yang hina
Memberi hadiah kepada Allah
Berhati-hatilah menghadapNya

Setiap hamba
Pergi haji dengan segala yang baik
Hati yang baik, akhlak yang baik
Harta yang halal, hati yang bersih
Niat yang suci amal mulia

Pergi haji
Ilmu tentangnya mestilah ada
Agar syarat dan rukun tepat sempurna
Sah dan batalnya dapat dijaga
Agar amalan hajinya tidak sia-sia


         Potongan bait-bait di atas adalah lirik sebuah lagu yang saya kutip dari lagu milik Raihan berjudul Menuju Allah. Sebuah lagu yang sangat menyentuh hati. Mengisahkan tentang perjalanan haji umat Islam dalam memenuhi panggilanNya.
     
      Ibadah haji merupakan ibadah penyempurna rukun Islam bagi setiap muslim. Karena Allah sendirilah yang mengundang kita untuk memenuhi panggilanNya menuju Baitullah. Dalam pelaksanaanya-pun, setiap muslim yang menjalankan ibadah haji haruslah memulainya dengan niat yang bersih, menggunakan harta yang bersih, menjaga akhlak/prilakunya serta tentu saja mempelajari apa-apa saja yang menjadi rukun, syarat, sunnah, serta larangan dalam beribadah haji.

         Dalam sebuah dialog di salah satu stasiun televisi, ada beberapa hal yang perlu diketahui bersama terkait dengan pelaksanaan ibadah haji.

1. Bagaimana hukum bila berhaji menggunakan dana talangan (uang pinjaman)? Apakah hajinya sah, terkait hukum berhaji hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu (red: secara finansial)?

Memang benar, pada dasarnya ibadah haji akan bernilai lebih baik bila dana yang dipakai adalah dana sendiri yang halal (bersih dalam mendapatkannya).
Diantara syarat diwajibkannya seseorang pergi berhaji adalah memiliki kesanggupan untuk berangkat ke sana.
Firman Allah swt :
وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً
Artinya : “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” 

      (QS. Ali Imron : 97)

Akan tetapi, bagi mereka yang kurang mampu (red: secara finansial) namun secara bathiniah telah merasa terpanggil untuk memenuhi panggilan menuju Baitullah, tetap diperbolehkan untuk melakukan ibadah haji melalui dana talangan (kredit). Sepanjang mereka memperoleh dana talangan (kredit) tersebut bukan dari bank konvensional yang menerapkan sistem riba dan mereka telah memperoleh toleransi tenggang waktu pembayaran utang dari pihak yang meminjamkan dananya tersebut.  Syarat lainnya adalah mereka yang menunaikan ibadah haji dengan dana talangan tersebut memiliki jaminan (harta benda) yang suatu saat dapat digunakannya untuk menutupi kekurangan pembayaran ongkos hajinya bila suatu hari ia menghadapi masalah finansial (yang serius).


2.   Apakah mereka yang melaksanakan ibadah haji harus terlebih dahulu menyempurnakan 4 rukun Islam sebelumnya?
   
   Telah kita ketahui bersama, bahwa ibadah haji adalah puncak dari rukun Islam yang menyempurnakan rukun Islam lainnya. Bila di analogikan dengan pendakian sebuah puncak gunung yang tinggi, kenikmatan ibadah haji berada pada puncak dari gunung yang tinggi tersebut. Untuk dapat sampai di puncak gunung yang tinggi, ada 2 cara yang bisa dilakukan. 
   Pertama dengan berjalan mendaki mulai dari kaki gunung, menuju badan gunung hingga sampai ke puncaknya yang tertinggi. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan helikopter/pesawat dan mendarat di puncak gunung.


Cara pertama dapat diasumsikan sebagai cara seorang muslim yang telah menerapkan 4 rukun Islam secara istiqomah sebelum meraih rukun Islam yang ke 5. Melalui perjalanan terjal yang berliku menuju puncaknya, seorang pendaki akan merasakan tantangan bagaimana ia jatuh bangun di perjalanan menuju puncak gunung tertinggi. Ia dapat merasakan jatuh bangun dalam keistiqomahan menegakkan 4 rukun Islam dalam kehidupannya. Ketika sampai di puncak gunung, seseorang yang telah istiqomah menjalankan 4 rukun Islam akan merasakan nikmat yang luar biasa saat dikumpulkan di padang Arafah. Saat dimana inti ibadah haji dilaksanakan.
Akan terasa berbeda bila ibadah haji dilakukan dengan cara yang kedua. Yakni cara menempuh perjalanan ibadah haji tanpa memperhatikan 4 rukun Islam sebelumnya. Memang cepat menggunakan helikopter/pesawat untuk sampai ke puncak sebuah gunung. Namun, mereka yang melakukannya tak akan merasakan kepuasan/kenikmatan seperti yang dirasakan mereka yang berjalan dengan penuh perjuangan menuju puncak gunung tertinggi.


Wallu’alam bishowab.

Salam TPoG,
Ihtda Yogaisty

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Film: Habibie-Ainun (2012)

Foto Bersama Pesawat N250-Gatotkoco, buatan Pak Habibie 20-12-2012, tepat di tanggal cantik itu film Habibie Ainun diputar di seluruh Indonesia. Beberapa hari sebelumnya saat layar coming soon film ini dipajang gede di segitiga Senen, saya pribadi sangat interest , ingin sekali nonton film yang dibintangi oleh Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari ini. Film yang diangkat dari buku best seller “Habibie Ainun” ini merupakan kisah nyata perjalanan hidup seorang Professor Dr. Ing. B.J. Habibie dengan istrinya, Ibu Hasri Ainun Habibie. Disutradai oleh Faozan Rizal, film ini dikemas dengan apik dengan mengambil setting di dua negara, Jerman dan Indonesia. Film ini mengisahkan tentang perjuangan Bapak Habibie semasa mudanya. Masa dimana beliau memiliki semangat belajar yang begitu gigih saat mengenyam pendidikan di Jerman hingga ia mampu mencapai gelar doktor di salah satu universitas ternama di negeri tersebut. Kisahnya bertambah lengkap pula saat Ibu Hasri Ainun, yang merupakan sos

Resensi Buku: Pernik CInta OSD - SEJUTA PELANGI

Judul Buku           : Pernik Cinta Okisetiana Dewi: SEJUTA PELANGI Penulis                   : Oki Setiana Dewi Penerbit                : Mizania Tebal Buku           : ±294 Halaman Kategori Buku     : Kisah-Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa Harga                     : Rp 49.000,- “Sebuah kisah tentang mereka yang memancarkan semangat... Kisah tentang mereka yang berlomba memberi manfaat... Ini tentang para “pelangi” yang mengajarkan makna hidup dengan gradasi warna-warni, ada duka, suka, semangat, senyum, juga cinta. Menyingkap hikmah. Menebar cinta...”           Kutipan kalimat salam pembuka di atas diambil dari buku kedua karya Oki Setiana Dewi yang berjudul: Pernik Cinta Oki Setiana Dewi: SEJUTA PELANGI. Sebuah karya yang ditulis dari bahasa hati seorang gadis kelahiran Batam, 13 Januari 1989. Karya yang begitu luar biasa untuk gadis seusianya. Setelah buku perdananya: Melukis Pelangi,  Kini Oki menelurkan kembali karyanya berjudul: Sejuta Pelangi. Lagi-lagi pa

PENTINGNYA TOTALITAS DALAM MENGGALI POTENSI DIRI

Jangan pernah berpikir untuk mengejar materi, Jangan pernah berpikir untuk mengejar gelar, Jangan pernah berpikir untuk mengejar jabatan... Tapi, berpikirlah bagaimana agar materi, gelar, dan jabatan yang mengejar anda! Bagaimana caranya? TOTALITAS DALAM MENGGALI KOMPETENSI DIRI Ya, Itulah perkataan dari salah seorang narasumber dalam sebuah dialog (red:Untukmu Indonesia) di TVRI. Sayang, saya belum sempat tahu nama dari nara sumber tersebut. Tapi yang pasti, beliau adalah seorang akademisi dari Universitas Indonesia. Saya sangat tertarik untuk menulis tentang arti sebuah totalitas. Bukan berbicara tentang idealisme yang muluk-muluk. Tapi memang saya merasa bahwa totalitas adalah hal penting yang masih saja sulit untuk diaplikasi dalam kehidupan saya secara pribadi. Kutipan perkataan dari narasumber di atas saya yakini kebenarannya. Karena memang saya juga merasa, seringkali totalitas yang saya jalani selama ini masih belum sepenuhnya ‘’total’’. Masih saja ada berbag