Langsung ke konten utama

MUDA DAN GALAU


Judul tulisan saya kali ini saya angkat dari tayangan MTGW di MetroTV pada tanggal 16 Oktober lalu. Karena saya merasa tema ini menarik dan penting untuk diketahui bersama, akhirnya saya putuskan untuk mengintisari apa yang disampaikan oleh Pak Mario Teguh. Di dalamnya, saya mencoba membahas tentang tema ‘’Galau’’ yang akhir-akhir ini melanda kaum muda. 

Galau!

Pada umumnya, rasa galau dalam hati manusia itu adalah wajar. Terutama pada kaum muda. Rasa galau itu sendiri merupakan tanda adanya pertumbuhan bagi kaum muda. Problem yang biasanya dialami kaum muda saat mereka galau adalah: (a)Ketidakpastian, (b)Ketidakjelasan, (c)Belum damainya dengan kesalahan masa lalu.

Meskipun galau di masa muda itu dinilai wajar, bukan berarti kita sebagai orang yang menuju tahap pendewasaan membiarkan rasa galau menguasai diri kita. Rasa galau yang berkelanjutan adalah hal yang semestinya tidak kita pelihara dalam diri kita. Karena galau yang berkelanjutan ini nantinya akan menghambat kita menuju keberhasilan.

Ups, tapi ngomong-ngomong soal galau. Sebenarnya, apa sih arti galau itu sendiri? Yup, berikut pegertiannya. Galau adalah kesedihan/rasa cemas karena kehilangan atau belum jelasnya pilihan dalam hidup ini. Kegalauan bisa disebabkan karena berbedanya harapan dengan kenyataan. Kegalauan memberi peringatan kepada kita bahwa kemampuan kita telah mencapai batas yang tertinggi, dan itu adalah perintah kepada kita untuk segera menghadap Sang Khalik agar diberi kekuatan yang lebih.

Sebab utama kegalauan adalah, “SALAH BERHARAP”. Contohnya: Tidak berharap pada Tuhan, tapi berharap pada manusia. Tidak berharap pada Sang Pemberi Rezeki, Tapi berharap pada pekerjaan. Tidak berharap pada Sang Maha Kaya, Tapi berharap pada orang kaya.
Seorang yang galau biasanya memiliki kemampuan untuk berimaginasi yang hebat. Namun, imaginasi yang dibangun bukanlah imaginasi yang postif, tapi justru imaginasi negatif yang membesarkan kesedihannya, membesarkan rasa takut akan kegagalannya, mendramatisir dengan membesar-besarkan masalah yang dihadapi.  Orang yang mudah galau seharusnya segera menyadari bahwa kemampuannya berimaginasi yang hebat itu akan lebih baik bila diarahkan untuk membangun imaginasi yang positif. Imaginasi yang postif di sini misalnya: banyak membayangkan proses-proses menuju keberhasilannya, proses-proses menuju kemenangan hidup, ataupun proses positif lain yang membawa kedamaian dalam hidup.
Contohnya begini:
Dalam sebuah presentasi di hadapan orang banyak. Orang yang mudah galau akan berimaginasi dengan pikiran-pikiran negatifnya seperti: Bagaimana ya bila aku lupa materi yang akan aku sampaikan? Bagaimana ya bila aku nanti susah untuk menjelaskan maksud yang satu ini? Bagaimana ya bila aku nanti terjatuh saat menaiki tangga tempat aku presentasi nanti? Hal hal negatif inilah yang menumbuh suburkan rasa galau itu. Berbeda halnya dengan orang yang percaya diri, orang yang percaya diri dalam menghadapi presentasinya akan berimaginasi tentang tepuk tangan orang-orang atas paparan/penjelasannya di depan. Mereka juga akan membayangkan apresiasi yang diberikan atas kerja kerasnya menyusun bahan presentasi yang luar biasa. Semua yang ada dalam hati dan pikirannya adalah hal hal postif yang membangun jiwanya.

Dari contoh di atas tadi kita bisa menarik kesimpulan untuk tidak menghiraukan rasa galau yang datang. Karena memang sebagian besar kegalauan sebaiknya memang harusnya diabaikan.

Kegalauan pada umunya akan mudah melanda orang-orang yang sering menyendiri, diam tetapi tetap dalam imaginasinya, tanpa pergaulan, tanpa nasihat bijsk orang-orang di sekelilingnya. Padahal perlu kita ketahui bersama, kegalauan adalah masa dimana kita membutuhkan kasih sayang. Maka bergaullah dengan orang orang yang penuh kasih sayang. Libatkan diri anda dalam pergaulan yang penuh kasih sayang dan bisa mendorong anda untuk menghapus kegalauan itu. Dan hindarilah orang-orang yang hanya melihat anda dari sisi buruk/kelemahan yang anda miliki. Inilah beberapa cara agar kita bisa terhindar dari rasa galau itu.

Wallau'alam

Salam TPoG,
Ihatada Yogaisty

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Film: Habibie-Ainun (2012)

Foto Bersama Pesawat N250-Gatotkoco, buatan Pak Habibie 20-12-2012, tepat di tanggal cantik itu film Habibie Ainun diputar di seluruh Indonesia. Beberapa hari sebelumnya saat layar coming soon film ini dipajang gede di segitiga Senen, saya pribadi sangat interest , ingin sekali nonton film yang dibintangi oleh Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari ini. Film yang diangkat dari buku best seller “Habibie Ainun” ini merupakan kisah nyata perjalanan hidup seorang Professor Dr. Ing. B.J. Habibie dengan istrinya, Ibu Hasri Ainun Habibie. Disutradai oleh Faozan Rizal, film ini dikemas dengan apik dengan mengambil setting di dua negara, Jerman dan Indonesia. Film ini mengisahkan tentang perjuangan Bapak Habibie semasa mudanya. Masa dimana beliau memiliki semangat belajar yang begitu gigih saat mengenyam pendidikan di Jerman hingga ia mampu mencapai gelar doktor di salah satu universitas ternama di negeri tersebut. Kisahnya bertambah lengkap pula saat Ibu Hasri Ainun, yang merupakan sos

Resensi Buku: Pernik CInta OSD - SEJUTA PELANGI

Judul Buku           : Pernik Cinta Okisetiana Dewi: SEJUTA PELANGI Penulis                   : Oki Setiana Dewi Penerbit                : Mizania Tebal Buku           : ±294 Halaman Kategori Buku     : Kisah-Kisah Inspiratif Pembangun Jiwa Harga                     : Rp 49.000,- “Sebuah kisah tentang mereka yang memancarkan semangat... Kisah tentang mereka yang berlomba memberi manfaat... Ini tentang para “pelangi” yang mengajarkan makna hidup dengan gradasi warna-warni, ada duka, suka, semangat, senyum, juga cinta. Menyingkap hikmah. Menebar cinta...”           Kutipan kalimat salam pembuka di atas diambil dari buku kedua karya Oki Setiana Dewi yang berjudul: Pernik Cinta Oki Setiana Dewi: SEJUTA PELANGI. Sebuah karya yang ditulis dari bahasa hati seorang gadis kelahiran Batam, 13 Januari 1989. Karya yang begitu luar biasa untuk gadis seusianya. Setelah buku perdananya: Melukis Pelangi,  Kini Oki menelurkan kembali karyanya berjudul: Sejuta Pelangi. Lagi-lagi pa

PENTINGNYA TOTALITAS DALAM MENGGALI POTENSI DIRI

Jangan pernah berpikir untuk mengejar materi, Jangan pernah berpikir untuk mengejar gelar, Jangan pernah berpikir untuk mengejar jabatan... Tapi, berpikirlah bagaimana agar materi, gelar, dan jabatan yang mengejar anda! Bagaimana caranya? TOTALITAS DALAM MENGGALI KOMPETENSI DIRI Ya, Itulah perkataan dari salah seorang narasumber dalam sebuah dialog (red:Untukmu Indonesia) di TVRI. Sayang, saya belum sempat tahu nama dari nara sumber tersebut. Tapi yang pasti, beliau adalah seorang akademisi dari Universitas Indonesia. Saya sangat tertarik untuk menulis tentang arti sebuah totalitas. Bukan berbicara tentang idealisme yang muluk-muluk. Tapi memang saya merasa bahwa totalitas adalah hal penting yang masih saja sulit untuk diaplikasi dalam kehidupan saya secara pribadi. Kutipan perkataan dari narasumber di atas saya yakini kebenarannya. Karena memang saya juga merasa, seringkali totalitas yang saya jalani selama ini masih belum sepenuhnya ‘’total’’. Masih saja ada berbag