Langsung ke konten utama

BEGIN WITH RESPOSIBILITY, END WITH SUCCESS!


‘’Banyak yang tidak menyadari bahwa peluang menuju kesuksesan sering berwujud beban dan tanggung jawab yang sering mereka hindari”_____Quotes ini adalah pernyataan dari seorang Mario Teguh yang akan saya coba kupas dalam tulisan saya kali ini. Bismillah!


Saya meyakini betul bahwa setiap manusia yang memiliki keinginan untuk maju pasti punya banyak mimpi dalam hidupnya. Sebuah bayangan masa depan yang begitu indah terekam dalam alam bawah sadarnya, dan alangkah indah lagi bila itu semua terwujud nyata. Impian dan cita-cita itu seakan menjadi kunci baginya bahwa ia mampu menjadi apa yang ia cita-citakan. Layaknya seperti lagu yang dibawakan oleh Giring Nidji dalam lagunya yang dijadikan OST.Laskar Pelangi:

Mimpi...adalah kunci...
Untuk kita... menaklukan dunia...
Berlarilah tanpa lelah...
Sampai engkau meraihnya...

Ya, saya merasakan bahwa Tuhan menciptakan impian pada tiap-tiap insan sebagai anugerah yang begitu luar biasa. Dengan adanya impian, manusia akan termotivasi untuk menjadi apa yang ia cita-citakan. Berawal dari impian, banyak orang yang meraih kesuksesan. Begitu indahnya impian. Adanya impian seakan menandakan masih adanya harapan.

Namun begitu, impian akan tetap menjadi impian bila kita tidak bangkit dan bergerak untuk meraihnya. Banyak orang di dunia ini (mungkin termasuk juga saya) belum menyadari bahwa antara impian kesuksesan yang dicita-citakan ada sebuah proses (jalan) yang panjang. Jalan yang panjang itu sering kali dimulai dengan sebuah BEBAN DAN TANGGUNG JAWAB. Dan dua hal inilah yang sering dihindari oleh setiap orang yang ‘’bermimpi”
**************************************

Awal kisah, saya angkat dari sebuah buku karya Isa Alamsyah yang berjudul NO EXCUSE. Kisah ini tentang perjalanan hidup seorang wanita yang piawai dalam berkomunikasi. Ia adalah seorang wartawan cerdas yang bekerja di salah satu stasiun televisi di negaranya. Sebagai seorang wartawan, wanita ini menunjukkan kepiawaiannya dalam berkomunikasi di setiap wawancaranya. Pertanyaannya tajam dan cerdas. Ia mampu mengungkapkan informasi terdalam tanpa membuat narasumber terbebani ataupun dipermalukan. Melihat prestasi yang dimilikinya, jajaran pimpinan tempat ia bekerja menangkap kelebihan wanita tersebut dan menawarkan jenjang yang lebih tinggi. Ia ditawari untuk memegang sebuah acara talkshow di televisi tempat ia bekerja. Bagaimana tanggapan wanita tersebut pertama kali mendengar tawaran itu? Ia ragu. Ia tidak yakin akan kemampuannya memandu sebuah talkshow.

‘’Saya ini wartawan, Mana bisa saya memandu talkshow!” Itulah tanggapannya pertama kali.

Singkat cerita, berkat dorongan orang-orang sekitarnya akhirnya ia pun memutuskan untuk mau terlibat dalam sebuah talkshow. Saat itu ia masih berpartner dengan host lainnya. Kariernya tidak mulus, banyak hambatan yang harus dilaluinya. 
Sampai akhirnya ia mencoba untuk mempunyai talkshow sendiri. Talkshow-nya pun tidak langsung berjalan lancar. Pada tayangan perdana, tidak ada penonton di studio, sehingga ia harus terjun ke jalan menawarkan donat dan keramahan agar ada yang mau menjadi penonton di acaranya.  Apakah ini kisah tentang seorang host talkshow yang gagal?

Tentu tidak! Ini kisah tentang seorang host wanita yang sangat berbakat. Ia adalah Oprah Winfrey, yang sekarang dikenal dengan ratu talkshow dunia. Ternyata tema perdana pada talkshow yang mengangkat tentang wanita dan keluarga justru menjadi tema yang sangat diminati saat itu. Di penampilan perdananya itulah ia tampil dengan memperkuat posisinya sebagai host sebuah talkshow.
Perlahan tapi pasti, acara talkshow-nya semakin banyak dinantikan oleh banyak pemirsa TV hingga akhirnya menjadi acara talkshow terbesar. Saat ini, Oprah Winfrey Show disaksikan oleh 46 juta pemirsa setiap minggu di Amerika dan secara Internasional disiarkan di 134 negara. Ratusan orang penting kini menjadi tamu di acaranya. Kekayaan Winfrey pun melejit mencapai hingga USD 1,5 Miliar. Begitulah besar pengaruh Oprah Winfrey sehingga dinobatkan beberapa kali sebagai salah satu wanita paling berpengaruh di dunia. Semua berawal dari talkshow.

Kisah berikutnya datang dari perjuangan seorang wanita yang memiliki impian untuk menjadi seorang penulis. Sebut saja wanita itu adalah A. Demi mewujudkan impiannya, A sering membuat tulisan berupa cerita pendek yang ia tujukan untuk sebuah perlombaan penulisan cerpen. Namun di awal ia menulis, bukan sebuah dukungan yang ia peroleh dari kakak kelasnya. Tapi sebuah bingkisan hujatan atas tulisannya. ‘’Tulisan kamu ini picisan sekali!’’ Mungkin inilah redaksi yang bisa mewakili apa isi hujatan atas tulisan A sewaktu ia memulai impiannya tersebut. Bagi sebagian orang mungkin hujatan seperti ini sudah cukup untuk menjatuhkan mental seseorang dengan impian menjadi seorang penulis. Akan tetapi tidak demikian dengan sosok A yang satu ini. Hujatan yang begitu menyakitakan, taklah menjadikannya patah semangat. Ia tetap saja menulis dan menulis. Ia menulis ke berbagai surat kabar, dan majalah. Hingga pada akhirnya A bisa berada pada posisinya saat ini menjadi seorang penulis berbakat negeri ini. Beliau adalah Ibu Asma Nadia.

Dua kisah di atas mungkin bisa mewakili tentang muatan sebuah quotes yang telah saya ungkapkan sebelumnya. ‘’Banyak yang tidak menyadari bahwa peluang menuju kesuksesan sering berwujud beban dan tanggung jawab yang sering mereka hindari”  Seorang Asma Nadia tak akan mungkin menjadi seperti sekarang jika saja dia tak bisa menerima beban berupa hujatan yang kakak kelasnya berikan. Begitu juga dengan Oprah Winfrey. Seandainya Oprah tak menerima tawaran untuk memandu acara talkshow yang diamanahkan oleh pimpinannya kepadanya, mungkin kita tak akan mengenal seorang Oprah sebagai ratu talkshow dunia. Mungkin ia akan menjadi kuli tinta biasa yang tak memiliki nama besar. Begitu pula dengan kita. Ada kalanya peluang itu datang kepada kita berupa sebuah tanggung jawab dan beban yang diberikan kepada kita. Namun sering kali kita mencoba untuk menghindarinya dengan berbagai macam alasan yang kita buat. Padahal, seandainya kita tahu. Boleh jadi beban ataupun tanggung jawab yang diberikan kepada kita itu adalah sebuah awal bagi kita untuk lebih maju/sukses ke depannya.
Wallahu’alam

Salam TpoG,
Ihtada Yogaisty

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Donor Darah: Menyehatkan!

sumber foto: http://ilhamkizaru.blogspot.com Hari ini (03/01/2013) adalah hari yg sangat cerah saat aku berangkat menuju ke kantor. Badan segar sehabis berolahraga dan mandi pagi menjadikan langkah kaki terasa ringan saat berangkat ke kantor. Tiba di pintu gerbang kantor, mataku tertuju pada sebuah banner pengumuman “Donor Darah Rutin Kementerian Keuangan” yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Januari 2013 di gedung B (RM.Notohamiprodjo ) pukul 08.30 s.d. selesai di Komplek Kementerian Keuangan di Jalan Wahidin no.1 Jakarta Pusat. Mengetahui pengumuman tersebut, aku pun langsung saja memasang niat dalam hati untuk mengikuti kegiatan donor darah tersebut. Alhamdulillah, sebelumnya aku sudah pernah 2 kali donor darah di acara yang sama yang diselenggarakan oleh PMI yang bekerjasama dengan Kementerian Keuangan. Jarak waktu donor ke donor berikutnya kurang lebih 3 bulan. Tentunya dengan persyaratan kondisi fisik serta keadaan darah yang dibutuhkan. Singkat cerita tanpa d...

Cita-Cita Ibunda

“Bila Ibu tak mendengarkan nasihat dari Bapak yang dahulu pernah bapak sampaikan, mungkin Ibu tak akan bisa jadi seperti sekarang ini...” Untuk kesekian kalinya, saya menukilkan kisah Ibunda saya dalam halaman sederhana blog ini. Sebuah kisah yang mengajarkan saya bahwa terkadang hidup tak selamanya sesuai dengan rencana yang telah kita miliki. Rencana hebat sekalipun itu. Terkadang hidup justru berjalan apa adanya. Di luar dugaan. Hingga pada akhirnya, kita akan tersadarkan, betapa hebatnya rencana Tuhan. Ibunda. Saat itu ia adalah seorang wanita muda yang baru saja menikah. Yah, tentulah dengan bapak yang sampai saat ini masih menemaninya. Sebagai seorang lulusan diploma III akademi perawat dari sebuah universitas di Sumatera Utara, ibunda juga memiliki cita-cita.  Sebuah cita-cita sederhana. Menjadi perawat di sebuah rumah sakit. Ketika menikah dengan Bapak, Ibu sempat bekerja sebagai perawat di rumah sakit di Kota Medan. Saat Bapak memutuskan untuk hijrah ke Kota ...

PENTINGNYA TOTALITAS DALAM MENGGALI POTENSI DIRI

Jangan pernah berpikir untuk mengejar materi, Jangan pernah berpikir untuk mengejar gelar, Jangan pernah berpikir untuk mengejar jabatan... Tapi, berpikirlah bagaimana agar materi, gelar, dan jabatan yang mengejar anda! Bagaimana caranya? TOTALITAS DALAM MENGGALI KOMPETENSI DIRI Ya, Itulah perkataan dari salah seorang narasumber dalam sebuah dialog (red:Untukmu Indonesia) di TVRI. Sayang, saya belum sempat tahu nama dari nara sumber tersebut. Tapi yang pasti, beliau adalah seorang akademisi dari Universitas Indonesia. Saya sangat tertarik untuk menulis tentang arti sebuah totalitas. Bukan berbicara tentang idealisme yang muluk-muluk. Tapi memang saya merasa bahwa totalitas adalah hal penting yang masih saja sulit untuk diaplikasi dalam kehidupan saya secara pribadi. Kutipan perkataan dari narasumber di atas saya yakini kebenarannya. Karena memang saya juga merasa, seringkali totalitas yang saya jalani selama ini masih belum sepenuhnya ‘’total’’. Masih saja ada berbag...