Langsung ke konten utama

TUHAN ITU DEKAT


Malam itu, suaranya terdengar resah. Takut. Khawatir. Cemas. Kombinasi semuanya menjadi satu di sesak dadanya. Seperti resah hatinya yang memikul beban yang musti dihadapinya. Tak ada seorang terdekat pun yang bisa dijadikan sahabat berceritanya. Semuanya seakan sibuk dengan kepentingannya masing-masing. Bahkan, Ia sendiri bingung. Ia bingung karena harus merahasiakan resah hatinya pada ibundanya. Ia tak ingin ibundanya khawatir dengan masalah yang ia hadapi. Akhirnya, ia menghubungiku dan menuangkan isi hatinya kepadaku. Aku seketika menjadi pendengar baginya. Kubiarkan ia dengan segala luapan isi hatinya. Ia bercerita runut setiap kejadian yang menimpanya. Air matanya tak henti bercerita. Proses kehidupan menempanya dengan tempaan yang luar biasa. Namun aku yakin, aku yakin ia bisa kuat menjalani. Sembari aku mencoba menenangkannya. Memberinya sekelumit nasihat. Menyemangatinya untuk tidak lagi bersedih, dan menghibur hatinya meski aku tahu ia tetap saja masih dirundung kesedihan.
**************************

Dalam kehidupan ini, Allah menciptakan manusia dengan segala macam bentuk ujian yang berbeda-beda. Ada yang diuji dengan rasa takut, lapar, kemiskinan, penzholiman, kehilangan orang yang disayang dan masih banyak lagi. Seperti yang termaktub dalam sebuah ayat Al-Qur’an berikut: ‘’Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah:155)

Bahkan boleh jadi ujian yang Allah berikan itu berupa kecintaan kita pada apa yang ada di dunia ini. Seperti halnya harta, keturunan, pekerjaan, pangkat dan jabatan boleh jadi merupakan bagian dari ujian hidup yang Allah berikan pada setiap insan. ”Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka siapakah dari mereka yang terbaik perbuatannya.” (Q.S. Al-Kahfi:7)

Itulah cara Allah membimbing manusia agar ia tumbuh menjadi pribadi yang kuat imannya. Sebagai bukti kebenaran ayat Al-Ankabut berikut ini: ‘’Apakah mereka mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan ‘kami telah beriman’ dan mereka tidak diuji? Dan sungguh kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. (Q.S. Al-Ankabut:2-3)

Sangat jelas paparan ayat-ayat Allah di atas bahwa ujian yang Allah berikan berupa apapun itu merupakan proses dalam kehidupan manusia menuju tingkatan derajat yang lebih tinggi. Bukankah derajat manusia itu dipandang oleh Allah dari ketaqwaannya? Dan bukankah Allah menguji ketaqwaan manusia lewat berbagai macam permasalahan (ujian) hidup yang ia hadapi? Sangatlah beruntung orang-orang yang senantiasa bersabar dalam menghadapi setiap ujian hidupnya. Seperti yang terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah di atas, Allah telah menjamin sebuah kabar gembira bagi mereka-mereka yang selalu sabar dalam setiap ujian hidup yang menimpanya. Yakinilah hal ini sepenuh hati.

Bagi mereka yang diuji lewat kesenangan, kelimpahan harta benda, pangkat dan jabatan, kecantikan/ketampanan, Allah menguji apakah mereka tergolong sebagai orang-orang yang pandai bersyukur atau tidak. Atau malah mereka tergolong ke dalam orang yang kufur akan nikmat yang Allah berikan. Senantiasa selalu merasa kekurangan atas kelebihan yang sudah dimiliki. Sungguh, Allah Maha Mengetahui  setiap hamba-hambaNya.

Saat Ujian itu Datang

Saat menghadapi masalah (ujian) dalam hidup, cobalah untuk mengintrospeksi diri kita atas apa yang telah kita lakukan. Bangunlah, dan solatlah di sepertiga malam terakhir. Temukan dalam muhasabah kita tentang kesalahan/dosa yang telah kita perbuat. Mintalah ampunan pada Allah sembari memberikan istighfar terbaikmu. Terkadang, masih banyak istighfar yang kita ucapkan belum dari hati. Masih di lisan saja. Istighfarkan kembali istighfar kita selama ini. Dan mohonlah pada Sang Maha Perkasa untuk memberikan kita kekuatan lebih dalam menghadapi  setiap permasalahan.
Kemudian tadabburi serta yakini sepenuh hati makna dibalik ayat demi ayat Q.S. Alam Nasyrah (Klik Link) Berikut terjemahannya:
  1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
  2. Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
  3. yang memberatkan punggungmu ?
  4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
  5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
  6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
  7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
  8. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Allah sendiri yang telah berjanji dalam 2 kali penekanan ayatnya: ‘’Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” InsyaAllah, bila kita telah meyakini sepenuh hati ayat-ayat Allah di atas, pertolongan Allah sangatlah dekat bagi setiap hamba yang bertawakal dan berserah diri kepadaNya.

Salam TPoG,

Wallau'alam
Ihtada Yogaisty

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Donor Darah: Menyehatkan!

sumber foto: http://ilhamkizaru.blogspot.com Hari ini (03/01/2013) adalah hari yg sangat cerah saat aku berangkat menuju ke kantor. Badan segar sehabis berolahraga dan mandi pagi menjadikan langkah kaki terasa ringan saat berangkat ke kantor. Tiba di pintu gerbang kantor, mataku tertuju pada sebuah banner pengumuman “Donor Darah Rutin Kementerian Keuangan” yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Januari 2013 di gedung B (RM.Notohamiprodjo ) pukul 08.30 s.d. selesai di Komplek Kementerian Keuangan di Jalan Wahidin no.1 Jakarta Pusat. Mengetahui pengumuman tersebut, aku pun langsung saja memasang niat dalam hati untuk mengikuti kegiatan donor darah tersebut. Alhamdulillah, sebelumnya aku sudah pernah 2 kali donor darah di acara yang sama yang diselenggarakan oleh PMI yang bekerjasama dengan Kementerian Keuangan. Jarak waktu donor ke donor berikutnya kurang lebih 3 bulan. Tentunya dengan persyaratan kondisi fisik serta keadaan darah yang dibutuhkan. Singkat cerita tanpa d...

Cita-Cita Ibunda

“Bila Ibu tak mendengarkan nasihat dari Bapak yang dahulu pernah bapak sampaikan, mungkin Ibu tak akan bisa jadi seperti sekarang ini...” Untuk kesekian kalinya, saya menukilkan kisah Ibunda saya dalam halaman sederhana blog ini. Sebuah kisah yang mengajarkan saya bahwa terkadang hidup tak selamanya sesuai dengan rencana yang telah kita miliki. Rencana hebat sekalipun itu. Terkadang hidup justru berjalan apa adanya. Di luar dugaan. Hingga pada akhirnya, kita akan tersadarkan, betapa hebatnya rencana Tuhan. Ibunda. Saat itu ia adalah seorang wanita muda yang baru saja menikah. Yah, tentulah dengan bapak yang sampai saat ini masih menemaninya. Sebagai seorang lulusan diploma III akademi perawat dari sebuah universitas di Sumatera Utara, ibunda juga memiliki cita-cita.  Sebuah cita-cita sederhana. Menjadi perawat di sebuah rumah sakit. Ketika menikah dengan Bapak, Ibu sempat bekerja sebagai perawat di rumah sakit di Kota Medan. Saat Bapak memutuskan untuk hijrah ke Kota ...

PENTINGNYA TOTALITAS DALAM MENGGALI POTENSI DIRI

Jangan pernah berpikir untuk mengejar materi, Jangan pernah berpikir untuk mengejar gelar, Jangan pernah berpikir untuk mengejar jabatan... Tapi, berpikirlah bagaimana agar materi, gelar, dan jabatan yang mengejar anda! Bagaimana caranya? TOTALITAS DALAM MENGGALI KOMPETENSI DIRI Ya, Itulah perkataan dari salah seorang narasumber dalam sebuah dialog (red:Untukmu Indonesia) di TVRI. Sayang, saya belum sempat tahu nama dari nara sumber tersebut. Tapi yang pasti, beliau adalah seorang akademisi dari Universitas Indonesia. Saya sangat tertarik untuk menulis tentang arti sebuah totalitas. Bukan berbicara tentang idealisme yang muluk-muluk. Tapi memang saya merasa bahwa totalitas adalah hal penting yang masih saja sulit untuk diaplikasi dalam kehidupan saya secara pribadi. Kutipan perkataan dari narasumber di atas saya yakini kebenarannya. Karena memang saya juga merasa, seringkali totalitas yang saya jalani selama ini masih belum sepenuhnya ‘’total’’. Masih saja ada berbag...