Langsung ke konten utama

Urgensi Menjaga Kebersihan Saat Buang Air Kecil (Disertai Adab-Adabnya)

Suatu hari di suatu masjid saat hendak mengambil air wudhu, saya menyempatkan diri untuk melakukan ritual biologis manusia (baca:buang air kecil). Di salah satu sisi tembok kamar kecil masjid tersebut tertempel sebuah kertas bertuliskan hadits Nabi SAW yang mengingatkan para tamu masjid untuk menjaga kesucian pakaiannya saat hendak buang air kecil. Kurang lebih seperti ini tulisannya:
Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah pernah bersabda:
".....Kedua penghuni neraka tersebut sedang disiksa karena mereka tidak menjaga dirinya dari percikan air kencing yang mengenai pakaiaannya." (HR.Bukhori)

Sontak saja saya langsung berpikir. Bagaimana dengan rutinitas saya? Sudahkah saya mengamalkan hadits nabi tersebut? Ataukah saya termasuk golongan yang akan disiksa dalam kubur karena masih belum menjaga kesucian dalam adab buang air kecil? Na’udzubillahiminzalik. Cepat-cepat hati ini langsung beristighfar, seraya memohon ampun pada Allah bila memang benar saya masih belum mengamalkan hadits ini.

Bagi umat muslim, menjaga kesucian (Thoharoh) adalah hal pertama yang selalu dipelajari dalam ilmu fiqih. Urgensi thoharoh juga selalu diperhatikan manakala kita hendak beribadah, makan & minum, bekerja dan dalam segala aspek kehidupan lainnya.
Terkait dengan masalah yang sepele seperti buang air kecil, kebanyakan manusia sering melalaikan kebersihan diri dan pakaiannya dalam melakukan aktivitas buang air kecil tersebut. Terutama bagi kaum laki-laki, kaum yang melakukan rutinitas buang air kecil sambil berdiri. Pernahkah kita berpikir tentang jaminan kebersihan pakaian (khususnya celana) kita dari percikan air seni? Sudahkah kita memperhatikan hal sepele seperti ini? Sungguh, Nabi pernah menekankan bahwa:

“Kebanyakan azab kubur disebabkan oleh buang air kecil”

Mungkin selama ini kita masih lalai dalam memperhatikan hal-hal sepele seperti buang air kecil. Mohonlah ampun pada Allah, dan marilah besama-sama kita mulai kembali menajaga kesucian kita. Kesucian dari hal-hal yang sepele sekalipun.
Berikut ini saya uraikan beberapa adab dalam buang air kecil. Semoga kita bisa mengamalkannya dengan penuh istiqomah:

1. Berdoalah ketika hendak masuk kamar kecil.

Hal pertama yang harus diperhatikan seorang muslim yang hendak masuk ke toilet adalah membaca do'a: Allahumma inni a'udzubika, Minal khubutsi wal khobaits.                                  
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syetan laki-laki dan syetan perempuan.

   2. Disunnahkan agar mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar kecil dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar darinya.

      3. Tidak menghadap kiblat saat buang air besar atau kecil.
Kiblat kaum muslim adalah Ka'bah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim AS di Makkah atas perintah Allah. Ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kiblat dan bentuk pengagungan terhadap syiar-syiar Allah. Rasulullah SAW bersabda: 
"Jika salah seorang dari kamu duduk untuk membuang hajatnya, janganlah ia menghadap atau membelakangi kiblat." (H.R Muslim no:389)

      4. Tidak menyentuh kemaluan dengan tangan kanan saat buang air kecil.
Sabda Rasulullah SAW: "Jika salah seorang dari kamu buang air kecil, janganlah ia menyentuh kemaluannya dan beristinja' dengan tangan kanan. Dan jangan pula ia bernafas dalam gelas (saat minum)." (H.R Al-Bukhari no: 150)

      5. Menurut Sunnah Nabi, hendaklah berusaha duduk serendah mungkin saat membuang hajat.
Cara seperti itulah yang lebih menutupi aurat dan lebih aman dari percikan air seni yang dapat mengotori badan dan pakaiannya. Dan boleh membuang hajat sambil berdiri jika aman dari percikan air seni.


     6. Menutup diri dari pandangan orang saat buang hajat.


     7. Bersungguh-sungguh menghilangkan najis setelah selesai buang hajat.
Berdasarkan sabda Rasulullah yang memberi peringatan keras terhadap orang-orang yang menganggap remeh perkara bersuci ini. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Mayoritas siksa kubur itu akibat tidak membersihkan air seni" (H.R Ibnu Majah no: 342 dan dicantumkan dalam Shahihul Jami' no: 1202)


     8. Membaca doa ketika keluar dari toilet.
Ketika keluar dari WC kita dianjurkan meminta ampun kepada Allah dengan mengucapkan doa:
Ghufraanaka
Artinya: "Aku meminta ampun kepada-Mu!"

Wallahu’alam Bishowab

Salam TpoG,
Ihtada Yogaisty

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Donor Darah: Menyehatkan!

sumber foto: http://ilhamkizaru.blogspot.com Hari ini (03/01/2013) adalah hari yg sangat cerah saat aku berangkat menuju ke kantor. Badan segar sehabis berolahraga dan mandi pagi menjadikan langkah kaki terasa ringan saat berangkat ke kantor. Tiba di pintu gerbang kantor, mataku tertuju pada sebuah banner pengumuman “Donor Darah Rutin Kementerian Keuangan” yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Januari 2013 di gedung B (RM.Notohamiprodjo ) pukul 08.30 s.d. selesai di Komplek Kementerian Keuangan di Jalan Wahidin no.1 Jakarta Pusat. Mengetahui pengumuman tersebut, aku pun langsung saja memasang niat dalam hati untuk mengikuti kegiatan donor darah tersebut. Alhamdulillah, sebelumnya aku sudah pernah 2 kali donor darah di acara yang sama yang diselenggarakan oleh PMI yang bekerjasama dengan Kementerian Keuangan. Jarak waktu donor ke donor berikutnya kurang lebih 3 bulan. Tentunya dengan persyaratan kondisi fisik serta keadaan darah yang dibutuhkan. Singkat cerita tanpa d...

Cita-Cita Ibunda

“Bila Ibu tak mendengarkan nasihat dari Bapak yang dahulu pernah bapak sampaikan, mungkin Ibu tak akan bisa jadi seperti sekarang ini...” Untuk kesekian kalinya, saya menukilkan kisah Ibunda saya dalam halaman sederhana blog ini. Sebuah kisah yang mengajarkan saya bahwa terkadang hidup tak selamanya sesuai dengan rencana yang telah kita miliki. Rencana hebat sekalipun itu. Terkadang hidup justru berjalan apa adanya. Di luar dugaan. Hingga pada akhirnya, kita akan tersadarkan, betapa hebatnya rencana Tuhan. Ibunda. Saat itu ia adalah seorang wanita muda yang baru saja menikah. Yah, tentulah dengan bapak yang sampai saat ini masih menemaninya. Sebagai seorang lulusan diploma III akademi perawat dari sebuah universitas di Sumatera Utara, ibunda juga memiliki cita-cita.  Sebuah cita-cita sederhana. Menjadi perawat di sebuah rumah sakit. Ketika menikah dengan Bapak, Ibu sempat bekerja sebagai perawat di rumah sakit di Kota Medan. Saat Bapak memutuskan untuk hijrah ke Kota ...

PENTINGNYA TOTALITAS DALAM MENGGALI POTENSI DIRI

Jangan pernah berpikir untuk mengejar materi, Jangan pernah berpikir untuk mengejar gelar, Jangan pernah berpikir untuk mengejar jabatan... Tapi, berpikirlah bagaimana agar materi, gelar, dan jabatan yang mengejar anda! Bagaimana caranya? TOTALITAS DALAM MENGGALI KOMPETENSI DIRI Ya, Itulah perkataan dari salah seorang narasumber dalam sebuah dialog (red:Untukmu Indonesia) di TVRI. Sayang, saya belum sempat tahu nama dari nara sumber tersebut. Tapi yang pasti, beliau adalah seorang akademisi dari Universitas Indonesia. Saya sangat tertarik untuk menulis tentang arti sebuah totalitas. Bukan berbicara tentang idealisme yang muluk-muluk. Tapi memang saya merasa bahwa totalitas adalah hal penting yang masih saja sulit untuk diaplikasi dalam kehidupan saya secara pribadi. Kutipan perkataan dari narasumber di atas saya yakini kebenarannya. Karena memang saya juga merasa, seringkali totalitas yang saya jalani selama ini masih belum sepenuhnya ‘’total’’. Masih saja ada berbag...